Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo didamping Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana mengatakan Galing merupakan penodong yang kerap beraksi dengan modus menawarkan HP.
"Pelaku ini sudah banyak meresahkan warga di Kota Bandung seperti di Cicendo, Ahmad Yani, Astina dan lain-lain," jelas Hendro kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung.
Terakhir kali polisi mendapat laporan aksi yang dilakukan Galing pada 20 Oktober di depan Toko Rama Sinta, Jalan Astina, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Saat itu pelaku menjalankan aksinya dengan berpura-pura menawarkan HP pada korban. Tanpa diduga pelaku menodong dengan pisau dan malah mengambil HP milik korban.
"Setalah dilakukan penyelidikan pelaku kita dapat amankan pagi tadi. Saat penangkapan pelaku sempat lari sejauh 500 meter dan baru berhenti setelah anggota menembakkan senjata ke udara sebanyak dua kali," ujarnya.
Setelah berhasil ditangkap Galing kemudian dibawa ke dalam mobil dengan kondisi kedua tangannya diborgol ke bagian belakang. Pelaku kemudian duduk di bangku mobil mini bus milik polisi di bagian tengah dengan diapit anggota.
Dalam perjalanan menuju Mapolrestabes Bandung di Jalan Jawa, tepatnya di Tol Cileunyi-Mochamad Toha pelaku tiba-tiba menyerang sopir dengan membenturkan kepalanya sebanyak enam kali.
"Usaha itu membahayakan semua orang yang ada di dalam kendaraan. Sehingga anggota tidak mau mobil terbalik dan bisa menyebabkan korban luka bahkan meninggal dunia. Hingga akhirnya dilakukan tindakan tegas terukur (ditembak)," beber Hendro.
Galing yang mengalami luka tembak di bagian dada kiri itu langsung dibawa ke RS Bhayangkara Sartika Asih. Namun diperjalanan Galing menghembuskan nafas terakhirnya karena kehabisan darah
Dari hasil penyelidikan rupanya Galing sudah dua kali berurusan dengan kepolisian. Tahun 2012 Galing sempat ditahan bahkan ditembak kakinya karena melawan pada anggota saat akan ditangkap karena kasus penodongan.
Terakhir kali atau sekitar tahun 2015 Galing kembali berurusan dengan polisi dengan kasus serupa. Lagi-lagi saat itu Galing melakukan perlawanan saat akan ditangkap hingga polisi menembak kakinya.
Kini Galing sudah tidak bisa lagi berbuat aksi yang meresahkan warga Kota Bandung. Perjalanan Galing sebagai 'Raja Todong' berakhir dengan timah panas yang bersarang di bagian dada kirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar